DIALEKTIKA HAM DAN SYARIAT ISLAM: ANALISIS FATWA MUI 1980 TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA
DOI:
https://doi.org/10.55558/al-ihda.v20i2.318Keywords:
Fatwa MUI, Pernikahan Beda Agama, Hak Asasi Manusia, Hukum Syariat, Maqashid al-Syari‘ahAbstract
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ditetapkan pada 26 Mei–1 Juni 1980 menyatakan bahwa perkawinan antara wanita Muslimah dengan laki-laki non-Muslim hukumnya haram. Larangan serupa juga diberlakukan bagi laki-laki Muslim untuk menikahi wanita non-Muslim, termasuk Ahlul Kitab, dengan pertimbangan bahwa potensi mafsadat yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan maslahatnya. Fatwa ini menimbulkan perdebatan, terutama ketika dikaitkan dengan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) yang menekankan kebebasan individu, termasuk dalam menentukan pasangan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi fatwa tersebut dalam perspektif HAM dan hukum syariat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan normatif melalui studi literatur yang mencakup kajian hukum Islam, dokumen HAM internasional, serta peraturan perundang-undangan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun fatwa MUI dinilai bertentangan dengan prinsip kebebasan menikah dalam HAM, keberadaannya tetap relevan dalam kerangka maqashid al-syari‘ah. Larangan pernikahan beda agama dipandang penting untuk menjaga agama (ḥifẓ al-dīn) dan keturunan (ḥifẓ al-nasl), sekaligus melindungi ketertiban sosial dan moral masyarakat Muslim. Dengan demikian, fatwa MUI 1980 dapat dipahami sebagai bentuk pembatasan kebebasan yang sah menurut perspektif syariat Islam, sekaligus sejalan dengan prinsip HAM yang mengakui adanya batasan demi perlindungan moral, ketertiban umum, dan keberlangsungan komunitas keagamaan.
References
Abdillah, F., & Junedi, J. (2023). Tinjauan maqashid syariah dalam pengharaman jual beli dengan cara talaqqi rukban. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara, 4(1), 557–564.
Al-Ghazali. (2001). Ihya’ Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Al-Munawwar, S. (2020). Hukum perkawinan dalam Islam dan implikasinya. Jakarta: Kencana.
An-Na’im, A. (2008). Islam and the secular state. Cambridge: Harvard University Press.
Auda, J. (2008). Maqasid al-Shariah as philosophy of Islamic law. London: IIIT.
Bowen, J. (2012). A new anthropology of Islam. Cambridge: Cambridge University Press.
Butarbutar, E. (2016). Perkawinan beda agama di Indonesia: Perspektif hukum dan HAM. Jurnal Hukum dan HAM, 12(2), 145–162.
Departemen Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan.
Dhomiri, A., Junedi, J., & Nursikin, M. (2023). Konsep dasar dan peranan serta fungsi kurikulum dalam pendidikan. Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 3(1), 118–128.
Donnelly, J. (2003). Universal human rights in theory and practice. Ithaca: Cornell University Press.
Esposito, J. L. (1998). Islam and politics. Syracuse: Syracuse University Press.
Esposito, J., & Mogahed, D. (2007). Who speaks for Islam?. New York: Gallup Press.
Esposito, J., & Voll, J. (1996). Islam and democracy. New York: Oxford University Press.
Hallaq, W. (2009). Sharī‘a: Theory, practice, transformations. Cambridge: Cambridge University Press.
Hirschman, C. (2022). Interfaith marriage and social change. Journal of Family Sociology, 33(4), 221–239.
Hooker, M. B. (2003). Indonesian Islam: Social change through contemporary fatwa. Sydney: Allen & Unwin.
Human Rights Watch. (2019). World Report 2019: Indonesia. New York: HRW.
Ibnu Kathir. (2000). Tafsir al-Qur’an al-‘Azim. Riyadh: Darussalam.
Ibnu Qudamah. (1998). Al-Mughni. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ibnu Taimiyah. (2004). Majmu’ al-Fatawa. Kairo: Dar al-Wafa.
International Journal of Sociology of the Family. (2021). Interfaith marriage and family resilience. IJSF, 47(1), 55–78.
Junedi, J. (n.d.). Pemikiran Tariq Ramadan dan Islam di Swiss. (Belum dipublikasikan/masih berupa naskah).
Junedi, J., As’ari, A. H., & Nursikin, M. (2022). Penguatan akhlak melalui Kitab Ta’lim Muta’alim bagi santri pondok pesantren. Ummul Qura Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan, 17(2), 46–53.
Junedi, J., As’ari, A. H., & Nursikin, M. (2022). Strengthening morals for santri through the Book of Ta’lim Muta’allim. Santri: Journal of Pesantren and Fiqh Sosial, 3(2), 171–182.
Junedi, J., Laksono, K., & Nursikin, M. (2022). Strategi guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan pembinaan moral keagamaan siswa: Studi kasus SMK Saraswati. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Pendidikan, 1(2), 241–249.
Kamali, M. H. (2018). Shari’ah law: An introduction. Oxford: Oneworld Publications.
Lewis, B. (2017). The Jews of Islam. Princeton: Princeton University Press.
Madjid, N. (1992). Islam, doktrin dan peradaban. Jakarta: Paramadina.
Majelis Ulama Indonesia. (2011). Himpunan fatwa MUI sejak 1975. Jakarta: Erlangga.
Manshur, F. (2020). Fatwa MUI dan pernikahan beda agama: Analisis maqashid syariah. Jurnal Syariah dan Hukum, 22(3), 201–220.
Masud, M. K., Messick, B., & Powers, D. S. (1996). Islamic legal interpretation: Muftis and their fatwas. Cambridge: Harvard University Press.
Mujani, S., & Liddle, R. W. (2009). Muslim Indonesia and democracy. Indonesia, 87(1), 1–37.
Nasution, H. (2002). Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Press.
Pew Research Center. (2020). Interfaith marriage and divorce rates in the United States. Washington DC.
Qardhawi, Y. (2001). Halal dan haram dalam Islam. Jakarta: Gema Insani.
Rahman, F. (1979). Islam and modernity. Chicago: University of Chicago Press.
Rahman, F., & Esposito, J. (2015). Islamic law and society: A contemporary analysis. Routledge.
Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Sachedina, A. (2009). Islam and the challenge of human rights. Oxford: Oxford University Press.
Schacht, J. (1982). An introduction to Islamic law. Oxford: Clarendon Press.
Siddiqi, M. (2006). Interfaith marriage in Islamic law. Islamic Studies Journal, 45(2), 189–210.
Smith, D. E. (2003). Religion and politics in Indonesia. Cambridge: Cambridge University Press.
Sulaeman, S., Junedi, J., Afif, R., Joshua, W., & Barra, L. (2023). Academic supervision of PAI teacher performance in Educational Foundations Walisongo Magelang. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 11(1), 120–129.
Syafruddin, A. (2017). Problematika hukum perkawinan beda agama di Indonesia. Jurnal Hukum Islam, 15(2), 175–190.
Thalib, M. (2010). Hukum keluarga Islam di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Turner, B. S. (2013). Religion and modern society. Cambridge: Cambridge University Press.
United Nations. (1948). Universal Declaration of Human Rights. New York: United Nations.
United Nations. (1966). International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR). New York: United Nations.
Universal Islamic Declaration of Human Rights (UIDHR). (1981). London: Islamic Council of Europe.
Witte, J. (2011). Religion and the American constitutional experiment. Boulder: Westview Press.
Witte, J., & Nichols, J. (2008). Religion and the American founding. New York: Cambridge University Press.
Woodward, M. (2011). Java, Indonesia and Islam. Springer.
Yusdani. (2015). Perkawinan beda agama dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif Indonesia. Jurnal Al-Ahwal, 8(1), 1–18.
Zubaidi, M. (2021). Fatwa, HAM, dan problem perkawinan beda agama. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 15(1), 23–40.
Zuhaili, W. (2005). Fiqh al-Islami wa adillatuhu. Beirut: Dar al-Fikr.
Zulkarnain, A. (2018). Dampak sosial perkawinan beda agama: Studi kasus di Jakarta. Jurnal Sosiologi Agama, 12(1), 45–63.
Zuly Qodir. (2012). Multikulturalisme dan pluralisme agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.














